Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

15 Oktober 2009

KUMPULAN SAJAK

Nurdiana:


NOVEMBER BULAN HISTORIS.

III

Di tahun empat puluh lima,
sepuluh November di Surabaya,
pemuda mengukir sejarah bangsa,
halaman emas mulia dan jaya.

Pemuda membela nusa merdeka,
turunkan Bendera Tiga Warna,
naikkan Sang Saka Dwi Warna,
pemboman Inggeris membabibuta,
Belanda membonceng di belakang pasukan Gurkha,
pertempuran berkobar membakar kota,
tampil tokoh-tokoh pemuda:
Bung Tomo, Soemarsono dan banyak lainnya.

Air mata dan darah bergelimang,
berserakan tulang belulang,
tersungkur gugur di medan tempur,
berjatuhan bunga kesuma bangsa,
korbankan jiwa muda remaja,
masa terindah dalam hayat,
dipersembahkan mengabdi nusa,
semerbak wangi bagai melati,
hiasi negeri Ibu Pertiwi.

10 November Hari Pahlawan,
peringatan khidmat puja yang korban,
gugur berbakti jiwa dan raga,
bangga bangsa punya pahlawan,
hidup berjasa gugurnya mulia,
berkorban demi kemerdekaan.

Pahlawan Indonesia
teladan generasi muda
membela kemerdekaan bangsa !

10 November empat puluh lima,
di kala pertempuran melawan Belanda
bergelora melanda Nusantara,
di kongres pemuda Jogjakarta,
tujuh organisasi beraliran sosialis,
melahirkan Pesindo Pemuda Sosialis,
mengidamkan sosialisme di Indonesia,
sosialisme cita-cita baru,
lenyapkan dunia penghisapan,
pengganti peradaban lama,
Pesindo berpanji merah berbintang putih,
merah berarti darah rakyat,
bintang berarti keadilan,
putih berarti suci,
bersama rakyat angkat senjata,
berjuang bela negara merdeka.

November tahun lima puluh,
Pesindo jadi Pemuda Rakyat,
lanjutkan tradisi sejarah,
kemudian panji pun berobah,
bintang putih jadi bintang berpalu arit,
gemerlapan palu arit di dalam hati,
berjanji mengabdi buruh dan tani,
sosialisme ilmu harus dipelajari,
bertekad sungguh-sungguh belajar teori,
jadi pembantu setia terpercaya
Partai penyandang Palu Arit.

Pemuda Rakyat tampil dalam sejarah,
Mengusung cita-cita

Masih mendenging desing peluru,
masih tercium asap mesiu,
masih terngiang dentam meriam,
menderap langkah pasukan pulang,
menang gemilang dari medan perang,
lambang Swastika terkulai tumbang,
di Timur Tenno Heika menyerah kalah,
bertekuk lutut fasis Jerman dan Jepang.

10 November empat puluh lima,
dalam suasana pesta,
menang perang atas fasisme,
di London berlangsung konferensi dunia,
bangkit pemuda menghapus airmata,
tegakkan kepala,
mengenang kawan seperjuangan gugur dalam pertempuran,
bersama lima ratus pemuda pejuang anti fasis dari lima benua,
wakil pemuda Indonesia tak ketinggalan:
Maroeto Daroesman,
dengan khidmat bersumpah setia:
teruskan perjuangan melawan bahaya fasisme,
melahirkan organisasi
Gabungan Pemuda Demokratis Sedunia,
bertujuan mempersatukan generasi muda sejagat,
menggalang solidaritas,
bela perdamaian dan kemerdekaan,
mengumandangkan semboyan:
Pemuda bersatu !
Maju untuk perdamaian abadi, demokrasi,
kemerdekaan nasional,
dan hari depan yang gemilang !.

Pemuda Indonesia dan pemuda dunia,
punya tradisi melawan penindasan
dan anti fasisme !


*****

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog