Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

19 Oktober 2009

PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia

PERANG VIETNAM (II)

Plan Staley-Taylor. Perang Khusus.

Menghadapi masalah Vietnam Selatan, Pemerintah Kennedy berusaha melancarkan satu agresi bersenjata tipe baru: Perang Khusus. Jenderal Maxwell Taylor menjadi promotor dari strategi "balasan luwes" yang berarti meningkatkan persiapan untuk perang nuklir. Sementara itu melakukan pembasmian atas gerakan-gerakan pembebasan nasional dengan cara "perang khusus", dimana kekuatan rakyat bersenjata setempat yang dibentuk oleh "pemerintah nasional" sebagai pelopornya, sedangkan Amerika memberi suplai senjata, dana, penasehat serta memegang komando operasi militer.
“Kunjungan Wakil Presiden L.B.Johnson ke Saigon adalah membawa surat Presiden J.F.Kennedy untuk Ngo Dinh Diem, yang antara lain berisikan: bantuan Amerika Serikat akan diperbesar bagi Pengawal Sivil Vietnam yang ketika itu sedang dimobilisasi secara aktif untuk tambahan pasukan reguler; grup-grup penasehat militer Amerika Serikat membantu melatih korps pembela diri, milisi desa setempat; akan diberi dana untuk membantu mengongkosi tambahan 20.000 orang lebih bagi pasukan Vietnam Selatan yang sudah berjumlah 150.000 orang; akan dibantu dengan insinyur-insinyur perang gerilya untuk mereparasi jembatan-jembatan yang rusak, membangun jalan raya dan landasan-landasan lapangan terbang.” (Ziap 1966: 112-113)
“13 Mei 1961 diumumkan Deklarasi Bersama L.B. Johnson-Ngo Dinh Diem, yang merupakan program persekutuan militer, yaitu satu agresi langsung terhadap Vietnam Selatan. Amerika Serikat berjanji membantu memperkuat pasukan reguler Ngo Dinh Diem, memperlengkapi senjata pengawal-pengawal sivil, mengambil langkah kontra-gerilya di pedesaan dan provinsi-provinsi, menyusun suatu rencana keuangan dan ekonomi dengan perhitungan penggunaan sepenuhnya sumber-sumber di Vietnam Selatan dalam perjuangan melawan komunisme. Para pakar militer Amerika akan ditempatkan di semua bidang kegiatan dari pemerintahan Vietnam Selatan”. (The U.S....Humanity 1966: 41)
Sebagai kelanjutan dari Deklarasi Bersama ini, Pemerintah Kennedy siap mengirim unit-unit pasukan khusus Amerika yang disesuaikan dengan syarat-syarat "Perang Khusus" yang akan dilangsungkan sebagai eksperimen. The New York Times mengungkapkan, bahwa menurut Jenderal Paul Harkins yang ditugasi memimpin perang ini dari tahun 1962-1964, Vietnam Selatan telah menjadi medan perang pelaksanaan eksperimen taktik anti-gerilya dari pasukan Amerika Serikat.
Eugen Staley, pakar ekonomi Universitas Stanford, Kalifornia, berkunjung ke Saigon meriset kemungkinan langkah-langkah pelaksanaan Deklarasi Bersama Johnson-Ngo Dinh Diem. Kemudian dia mengajukan usul-usul yang terkenal dengan “Plan Staley sebagai berikut:
- tahap pertama: "pasifikasi" Vietnam Selatan dalam 18 bulan dan membangun basis-basis di Vietnam Utara;
- tahap kedua: rehabilitasi ekonomi Vietnam Selatan, memperkuat pasukan Pemerintah Vietnam Selatan, mengintensifkan aktivitas sabotase di Vietnam Utara;
- tahap ketiga: memajukan ekonomi Vietnam Selatan dan menyerbu ke Vietnam Utara.
Hakekat Plan ini adalah bertujuan untuk menduduki seluruh Vietnam”. (The Failure...1967: No 11; Ziap 1966: 113). Untuk pelaksanaannya, Staley mengusulkan dalam tahap pertama mengirim pasukan reguler sebanyak 150.000 - 170.000 orang pada akhir 1961, meningkatkan jumlah "pengawal sivil" dari 68.000 menjadi 100.000 orang, memperbesar jumlah polisi dari 45.000 menjadi 90.000 orang, memperkuat milisia desa, mengurung kaum tani dalam "daerah sejahtera" dan "perkampungan strategis", membangun daerah tak bertuan sepanjang garislintang 17 derajat dan tapal batas Vietnam-Laos-Kamboja, membangun lebih banyak lagi "daerah sejahtera" dan jaringan "perkampungan strategis" di delta Sungai Mekong, dimana dipusatkan penempatan satu juta kaum tani. Rencana ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Dalam bulan Juni sampai November 1961 saja, lebih dari 1000 personil militer Amerika Serikat masuk Vietnam Selatan. Berlangsung pemasokan senjata besar-besaran berupa: bermacam ragam tipe pesawat terbang, bomber, pemburu, pengintai. Menurut majalah NEWSWEEK 21 Agustus 1961, senjata-senjata baru yang diperkenalkan untuk tujuan-tujuan eksperimen: roket-roket mikro, gas eksplosif, bahan-bahan kimiah beracun yang menghancurkan tanaman, anjing-anjing pelacak untuk melawan gerilya. Yang terlibat dalam mengawasi pelaksanaan plan ini adalah Jenderal Lemnitzer, Kepala Gabungan Kepala-Kepala Staf, laksamana Harry Felt, panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Pasifik, jenderal James Collins dan Emmet Donnel, serta laksamana John Sides, masing-masing panglima Angkatan Darat, Udara dan Laut Amerika Serikat di Pasifik.

17 September 1961 Pemerintah Inggeris mengumumkan akan mengirim sebuah misi ke Vietnam Selatan berupa ahli-ahli kepolisian dan administrasi sivil. Misi ini sampai di Saigon di bawah pimpinan jenderal G.K.Thompson, mantan Sekretaris permanen Pertahanan Malaya yang telah berpengalaman menindas gerilya di Malaya. Tugasnya adalah menyumbangkan pengalamannya mengenai kegiatan melawan kaum gerilya.

3 Oktober 1961, Kennedy mengadakan pertemuan dengan MacNamara, jenderal Lemnitzer, jenderal Maxwell Taylor, penasehat Presiden dan sejumlah jenderal lainnya. Diputuskan mengirim jenderal Taylor ke Saigon untuk mempelajari langkah-langkah yang harus diambil buat meningkatkan usaha perang Amerika termasuk intervensi langsung pakai Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Pada hari datangnya Taylor di Saigon, Ngo Dinh Diem mengumumkan negara dalam keadaan darurat di seluruh negeri. Selama seminggu penuh jenderal Taylor menginspeksi pangkalan-pangkalan militer sepanjang pantai, dataran tinggi, di tapal batas Vietnam-Laos-Kamboja. Bahkan dia sampai ke daerah demiliterisasi dekat garis lintang 17 derajat. Ini mengingatkan para wartawan Barat pada kunjungan J.F.Dulles ke Korea Utara dalam tahun 1950, menjelang meletusnya Perang Korea.
“15 November 1961, Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menerima usul-usul Taylor untuk pelaksanaan Plan Staley, yaitu untuk mendatangkan lebih banyak lagi pakar militer Amerika ke Vietnam Selatan, mereform struktur komando militer Vietnam Selatan dari atas sampai ke bawah untuk memungkinkan Amerika campur tangan dan mengambil komando militer Vietnam Selatan tanpa perantaraan Pemerintahan Ngo Dinh Diem, meningkatkan mobilitas dan kemampuan pasukan Vietnam Selatan dengan mensuplai senjata-senjata modern, melancarkan operasi-operasi militer untuk menghalau penduduk masuk ke ‘perkampungan-perkampungan strategis’ ". (Ziap 1966: 114). Taylor juga menyarankan agar diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan ke Vietnam Selatan pasukan-pasukan Amerika Serikat, Jepang, Taiwan dan anggota-anggota SEATO. Itulah Plan Staley-Taylor, yaitu plan "Perang Khusus" yang dilancarkan pasukan Pemerintah Saigon di bawah komando penasehat-penasehat Amerika Serikat. Juga dipersiapkan untuk mengirim pasukan khusus Amerika buat ambil bagian dalam pertempuran-pertempuran bersama pasukan Vietnam Selatan.
Frederick Nolting, Duta Besar Amerika Serikat di Saigon, merundingkan pelaksanaan rencana ini dengan Ngo Dinh Diem. Maka mengalirlah perlengkapan militer, personil-personil militer dan pasukan tempur Amerika Serikat dengan cepat.

“10 November 1961, satu eskadron pesawat B26 dengan ratusan perwira Amerika mendarat di Bien Hoa. 11 Desember 1961, kapal induk Core menurunkan dua kompi helikopter di Saigon, yang terdiri dari 76 buah pesawat "Flying Bananas", 7 pesawat tempur T 28 dan 370 perwira serta prajurit Amerika. 15 Januari 1962, kapal induk Breton membongkar di Saigon 10 pesawat L20 dan 2 "Flying Bananas". 7 Februari 1962 kapal Core berlabuh di Saigon untuk mendaratkan 300 prajurit dan 21 pesawat terbang "Otter". Dari November 1961 sampai pertengahan April 1962, Amerika Serikat telah memasok Vietnam Selatan dengan hampir 300 pesawat terbang, helikopter, bomber, pesawat tempur, pesawat latihan, pesawat penghubung dan pesawat pengangkut. Dari 4000 orang pada awal 1962, personil militer Amerika Serikat yang efektif di Vietnam Selatan meningkat jadi 8.500 orang dalam bulan Juli, dan jadi 11.000 dalam bulan November 1962”. (The Failure...1967: No 11)
Pasukan Gerak Cepat ke 13, salah satu dari kesatuan utama Angkatan Udara Amerika Serikat di Pasifik menempatkan "komando terdepan"nya di Da Nang. Untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Amerika Serikat, dipasang sistim radar yang besar di Saigon dan Da Nang.
Armada ke VII Amerika Serikat tidak hanya melakukan patroli di pantai Vietnam Selatan, tapi juga mengirim kesatuan-kesatuannya ke Vung Tau, yang dulunya disebut Tanjung St Jacques untuk mempersiapkan pendaratan-pendaratan di masa depan dan menstudi rencana membangun pangkalan Angkatan Laut di Ha Tien. Pasukan Amerika ambil bagian langsung dalam berbagai operasi militer dengan dukungan pesawat-pesawat terbang di Ca Mau, Sadec, Ben Tre, dan dataran tinggi Tai Nguyen.

Dalam rangka pelaksanaan Plan Staley-Taylor, yaitu untuk membasmi kekuatan-kekuatan patriotik Vietnam Selatan, 8 Februari 1962, Kennedy mendirikan Military Aid Command (MAC) di Vietnam Selatan dengan dikepalai oleh jenderal Paul D.Harkins, wakil Panglima Angkatan Darat Amerika Serikat di Pasifik. Kepala Stafnya adalah jenderal G.Weirde, panglima pasukan marine di Pasifik. Dengan demikian, Pentagon menyusun dan melaksanakan satu strategi baru, strategi MacNamara, yaitu bergeser ke arah mengambil inisiatif untuk menguasai kembali daerah-daerah yang sebelum ini telah diduduki. Untuk tujuan ini, dipergunakan helikopter-helikopter dan kendaraan-kendaraan amfibi. Dan dilakukan sejumlah taktik baru, yaitu kampanye serangan-serangan berjangka panjang serta ofensif-ofensif berjangka pendek. Dilangsungkan satu ofensif selama 90 hari mulai pertengahan April 1962. Di bawah perencanaan dan komando Harkins, dilancarkan serangan "Fajar" pada 23 Maret 1962 dengan tujuan membasmi pangkalan-pangkalan revolusioner.dan kekuatan bersenjata rakyat di enam provinsi Nam Bo Timur. Dikerahkan dua divisi pasukan reguler dengan dibantu pasukan setempat, angkatan udara dan artileri. Dalam serangan ini, berkali-kali MacNamara dan jenderal-jenderal Lemnitzer serta Harkins turun ke lapangan mengawasi secara pribadi perkembangan-perkembangan operasi yang berlangsung.
Mengenai didirikannya MAC ini, Pemerintah Republik Demokrasi Vietnam menyatakan pada 18-2-1962 bahwa: "Ini adalah tindakan agresi militer yang gawat dari fihak Pemerintah Amerika Serikat terhadap Vietnam Selatan, yang secara langsung mengancam keamanan Republik Demokrasi Vietnam dan perdamaian di Asia Tenggara serta daerah Pasifik. Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap Persetujuan Jenewa". (The Failure...1967: No.11).

“Menurut pengakuan jenderal Earle J.Wheeler, Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat akhir 1962, personil militer Amerika Serikat di Vietnam Selatan sudah mencapai 12.000 orang. Untuk keperluan "perang khusus" telah dibuka sebuah Sekolah Militer Khusus di Fort Bragg. Sebanyak 1000 orang letnan dua dan letnan telah mendapat pendidikan khusus di sekolah ini. Di pangkalan militer Eglin, Florida, didirikan sebuah pusat latihan bagi para komando untuk bertempur di Vietnam Selatan” (Idem: 22)
Senjata-senjata baru yang dipakai buat "perang khusus" mengalir ke Vietnam Selatan. Beberapa di antaranya adalah untuk pertama kalinya dicoba. Misalnya senapan mesin ringan yang ultra-cepat, ranjau-ranjau otomatis, pesawat terbang pengintai yang diperlengkapi dengan radar, helikopter jet Hu-1A, kendaraan-kendaraan amfibi, alat-alat yang menggunakan sinar infra-merah dan lain-lain. Pemerintah Amerika menekan anggota-anggota SEATO dan sekutu-sekutunya yang lain agar ambil bagian dalam usaha perang yang dikobarkan Amerika Serikat. Dalam konferensi ANZUS di Canberra 9-5-1962, Pemerintah-Pemerintah Australia dan Selandia Baru diminta untuk mengirim pasukan ke Vietnam Selatan.

Dalam tahun 1962, di bawah komando pasukan Amerika telah dilancarkan tidak kurang dari 27.000 serangan berskala kecil dan hampir 1000 serangan dengan mengerahkan kekuatan satuan batalyon atau yang lebih besar. Menurut jenderal Harkins, dalam operasi tahun 1962 ini telah terbunuh 30.000 orang. Dalam operasi-operasi ini berlangsung penghancuran-penghancuran yang tak berperi kemanusiaan, pemboman besar-besaran, penggunaan bom-bom napalm, bom-bom gas, bahan-bahan kimiah beracun. Dalam kampanye di Lam Son, pesawat terbang Amerika Serikat menjatuhkan bom di malam hari 27-5-1962 saja sebanyak 100 ton bom atas daerah berpenduduk banyak di Quang Ngay. Seorang dokter Jerman Barat, Erich Wulff yang bekerja dua tahun di Saigon mengatakan: "Saya melihat serdadu-serdadu membawa botol-botol ukuran 5 inchi yang berisikan cairan coklat. Jika botol itu pecah, maka keluarlah gas beracun". " Bersama sejumlah dokter Eropa lainnya, saya menyaksikan para korban dari gas racun ini di Rumah Sakit. Saya hitung, terdapat 62 orang yang luka tingkat dua, sejumlah lainnya luka tingkat tiga dan tingkat satu, juga ada yang radang tenggorokan. Ada lagi yang jadi buta…..". (The Failure...1967: No 11).

Majalah Newsweek 27 November 1961 sudah memberitakan, bahwa semenjak tahun 1961 di Vietnam Selatan sudah dipergunakan bahan kimiah beracun. Ditulis: bahwa "Di Vietnam Selatan, para pakar Amerika sudah menunjukkan bagaimana penerbang-penerbang Amerika menyebarkan bahan kimiah didaerah yang dikuasai komunis, hingga merobah sawah-sawah menjadi berwarna kuning, tanaman-tanaman yang dipelihara menjadi rusak ….". National Guardian menulis pada 18 April 1963: "Tujuh bulan yang lalu, Gedung Putih telah menyetujui operasi 'Ranch Hand' yang bertujuan menghantam kaum gerilya di perutnya dengan cara menghancurkan sawah-sawah" Dari April 1961 sampai pertengahan tahun 1962 sudah dilakukan belasan kali penyebaran bahan kimiah beracun oleh pesawat-pesawat terbang Amerika di berbagai provinsi: Binh Long, Phuoc Thanh, Tay Ninh, Gia Dinh, Ben Tre, Ca Mau, Bien Hoa, Phuoc Tuy, Quang Nam, Quang Ngay, Binh Thuan, ….. Selama bulan-bulan akhir tahun 1962, telah dilakukan lebih dari 50 penyebaran bahan kimiah beracun di banyak provinsi daerah Nam Bo, dan Vietnam Tengah."
“Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Palang Merah Pembebasan Vietnam Selatan dan diterbitkan tahun 1963, Amerika telah menggunakan arsenicum putih, persenyawaan alkalin arsenit, dan logam-logam alkalino-fero, cyanide-kalsium, logam-logam arsenit, 2-4 dinitro-phenol DNP, dinitro-orthocresol DNC dalam konsentrasi tinggi. Peristiwa ini telah mengkagetkan opini dunia dan menimbulkan protes-protes yang luas” (The Failure ... 1967: No. 11)
La Tribune Des Nations, 2-2-1962 menyatakan: "Pelaksanaan Plan Staley sudah memasuki satu fase baru. Ini terdiri dari mendirikan daerah tak bertuan di sepanjang tapalbatas Vietnam Selatan. Salah satu strategi yang pokok Amerika dalam perang khusus yang bertujuan mematahkan gerakan revolusioner adalah membangun perkampungan-perkampungan strategis. Menarik pelajaran dari pengalaman Inggeris melawan kaum gerilya Malaya sehabis Perang Duinia kedua, mulai Juli 1961 dibangunlah perkampungan-perkampungan strategis di provinsi-provinsi Vinh Long dan Quang Ngay. Tujuannya adalah, dari sudut pandangan militer, merobah desa-desa Vietnam Selatan menjadi 'benteng-benteng' yang mampu bukan saja menangkal pasukan bersenjata patriotik, tapi juga untuk memaksa kaum gerilya masuk perangkap dalam pertempuran". Dengan perkampungan-perkampungan strategis mengisolasi kaum gerilya, memisahkannya dari massa penduduk dan memaksa mereka bertempur dalam kondisi yang tak menguntungkan mereka.
Dari segi politik, perkampungan-perkampungan strategis bertujuan untuk mematahkan perjuangan massa, menghancurkan pangkalan-pangkalan revolusioner, membangun dan mengkonsolidasi aparat-aparat administrasi pemerintah Vietnam Selatan, memelihara jaringan intelijen, memelihara organisasi-organisasi yang menentang revolusi, menegakkan kembali wibawa pemerintah atas penduduk.
Dari segi ekonomi: untuk menguasai tenaga kerja dan sumber-sumber alam di pedesaan buat dimanfaatkan bagi kepentingan usaha perang, juga untuk mengauskan sumber-sumber suplai bagi gerilya. Dari segi sosial: diharapkan dapat dijalankan semacam reform untuk mengelabui penduduk, demi memulihkan hak-hak tuan tanah reaksioner, mengkonsolidasi kedudukan dan kepentingan antek-antek mereka didesa-desa, yaitu para pejabat administrasi desa, agen-agen rahasia, para pengawal sivil dan milisia.
Demikianlah, maka terbentuklah 16.330 perkampungan strategis yang menggantikan 17.000 kampung dan desa di Vietnam Selatan sebelum akhir 1962. Pembentukan perkampungan strategis berlangsung dengan pemindahan-pemindahan penduduk secara sukarela atau dengan paksa. Desa-desa yang ditinggalkan itu dibakar.

Selama tahun 1961 dan 1962 Amerika Serikat sudah menggeser posisinya dari intervensi aktif menjadi agresi bersenjata dalam bentuk perang khusus di Vietnam Selatan. Amerika berusaha menutup-nutupi kenyataan ini dengan menyatakan, bahwa pasukannya di Vietnam Selatan hanyalah untuk "membantu logistik dan sokongan taktis" bagi pasukan Vietnam Selatan, dan bahwa mereka hanya "diberi kuasa melawan jika diserang".

New York Herald Tribune menulis 23 November 1962: "Amerika Serikat telah terlibat dalam perang 'rahasia' yang terbesar dalam sejarah. Belum pernah selama ini, sekian banyak personil militer Amerika terlibat dalam satu daerah pertempuran tanpa program resmi untuk dijelaskan kepada umum tentang apa yang terjadi. Ini adalah peperangan tanpa adanya laporan-laporan resmi bagi umum mengenai jumlah pasukan yang terlibat ataupun mengenai jumlah anggaran dan peralatan yang ditumpahkan untuk itu".


*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog