Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

23 Oktober 2009

RESENSI BUKU

Suar Suroso:

MENYAMBUT BUKU PAK SOEMARSONO

REVOLUSI AGUSTUS
Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah

(5)


V. Junjung tinggi Trisakti Bung Karno.

Pak Soemarsono berpendapat: Mengenai jalan keluar bagi situasi Indonesia yang masih negeri tergantung, sekalipun itu dengan istilah lain, developing country, negeri sedang berkembang, tapi in reality, dalam kenyataan, negeri kita belum merdeka penuh. Sekarang, program yang paling dekat ini juga berjuang untuk kemerdekaan penuh. Sebab yang dinamakan negeri merdeka, ambil itu formulasi dari Bung Karno tahun-tahun terakhir menjelang tahun ’65, yaitu tiga pokok yang harus dicapai oleh Indonesia:
Pertama mempunyai kedaulatan politik, artinya tidak tergantung, tidak terpengaruh dan tidak menjadi embel-embel dari satu negara mana pun;
Kedua berdikari di bidang ekonomi; menurut pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, semua kekayaan yang ada di bumi wilayah tanah air Indonesia ini, baik di atas gunung maupun di dalam tanah, maupun di lautan, pokoknya apa saja kekayaan alam semesta yang ada di wilayah Republik Indonesia dimanfaatkan menjadi modal untuk kesejahteraan rakyat. Ekonomi Indonesia sekarang tergantung pada negeri lain. Apalagi sekarang apa saja yang ada semuanya diatur oleh multinational corporations, perusahan-perusahaan multinasional, entah kepunyaan Amerika, entah kepunyaan Inggeris, entah kepunyaan Jepang, pokoknya modal asing. Lalu ekonomi nasional dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan-perusahaan asing. Jadi tidak ada ekonomi nasional. Zaman Bung Karno, sebelum Peristiwa ’65, sudah dikemukakan bahwa mercu suar di bidang ekonomi adalah berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, kekayaan nasional untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Ketiga berkepribadian di bidang kebudayaan. Kalau kita lihat sekarang, kebudayaan nasional semakin samar-samar, nyaris menghilang. Yang banyak kebudayaan globalisasi, kebudayaan internasional. Dulu Bung Karno sudah mengecam kebudayaan yang dekaden. Apalagi belakangan masuk kebudayaan narkoba, yang dijadikan alat perdagangan untuk merusak kesehatan, merusak kewajaran pertumbuhan suatu bangsa. Narkoba merusak syaraf anak bangsa, merusak daya pikirnya, merusak kepribadiannya, sebab mereka tidak sehat. Di Indonesia dari tiga anak sekolah dasar satu di antaranya terkena narkoba itu.
Kebudayaan nasional kita adalah naluri dari kebudayaan nenek-moyang kita pada zaman-zaman sebelum Majapahit, zaman Sriwijaya, dan kebudayaan dari berbagai suku. Itu merupakan kebudayaan hasil kegiatan kemanusiaan, hasil pengembangan kemanusiaan. Kebudayaan ini sekarang dirusak oleh kebudayaan dagang internasional, kebudayaan komersiil. Seperti di zaman Tiongkok dulu ada “perang Candu”. Candu sengaja digunakan untuk merusak bangsa itu. Sekarang narkoba yang menjadi alat perdagangan yang merusak bangsa Indonesia. Untuk melawannya, Bung Karno mengumandangkan tiga kemerdekaan. Politik bebas dan aktif, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan: Tri-sakti. Trisakti itu sebagai satu yang utuh yang harus diperjuangkan dalam kehidupan nasional bangsa Indonesia. Halaman 358)

“Tak ada gading yang tak retak”. Tak ayal lagi, buku Pak Soemarsono ini tak luput dari kekurangan. Yang paling terasa adalah banyak pengulangan. Bahasanya bahasa lisan. Tapi bagaimana pun jua, pengulangan-pengulangan tidaklah mengurangi nilainya, bahkan punya arti positif dalam arti menggarisbawahi persoalan yang dipaparkan. Dan bahasa lisan ini, adalah justru memberi ciri orisinalitas, bukan hanya gaya bahasa, tapi bahkan menampilkan gaya Pak Marsono yang cekak aos, blak-blakan, buka kulit tampak isi. Pada hemat saya, ini bukanlah kekurangan. Tapi memberi nilai tambah tersendiri. Saya ucapkan selamat pada Pak Soemarsono. Semoga buku REVOLUSI AGUSTUS, Kesaksian Pelaku Sejarah ini bermanfaat ikut memperkaya khazanah kepustakaan Indonesia sebagai sumbangan untuk menerangi penulisan sejarah modern Indonesia.

*****

25 Februari 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog