Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

19 Oktober 2009

PERISTIWA MADIUN, Rralisasi Doktrin Truman Di Asia

XI. PERANG VIETNAM (IV)

Plan Johnson-MacNamara.

Sesudah berlangsungnya coup d'etat menggulingkan Ngo Dinh Diem dan berdirinya Junta Militer dibawah jenderal Duong Van Minh, situasi kian memburuk. Bulan Desember 1963 McNamara datang ke Saigon. Pada permulaan tahun 1964 Amerika mengharapkan bisa membasmi Vietcong di delta sungai Mekhong dan didataran tinggi dengan merebut kembali inisiatif dengan menggunakan musim kemarau yang menguntungkan. Pasukan gerilya berhasil dengan sukses mematahkan serangan-serangan ini terutama di Than Phu (BenTre). 17 Januari 1964, 6000 pasukan Vietnam Selatan yang didukung oleh 50 pesawat terbang dan helikopter, 26 kendaraan amfibi M.113, 14 kapal, 12 meriam105 mm dan 155 mm menyerang daerah Than Phu. Ini adalah pusat pangkalan suplai Vietcong. Amerika bermaksud memusnahkan seluruh daerah ini dengan pemboman-pemboman dan dihujani tembakan meriam, mengepungnya dengan pasukan yang diterjunkan dari udara dan liwat sungai dengan tujuan membasmi batalyon Pasukan Bersenjata Pembebasan pakai kesatuan-kesatuan helikopter. Serangan ini mendapat perlawanan tangguh. Pasukan Vietnam Selatan kehilangan 47 pesawat terbang dan helikopter, yaitu empat per lima dari pesawat yang dikerahkan. 1240 orang korban dan 200 pucuk senjata direbut gerilya.

30 Januari 1964, jenderal Duong Van Minh digantikan oleh jenderal Nguyen Khanh. Perlawanan pasukan gerilya meningkat terus. 21 Februari 1964, Presiden Johnson menyatakan di Los Angeles, bahwa "mereka yang melakukan dukungan serta memberi bimbingan dari luar atas pemberontakan-pemberontakan haruslah ingat, bahwa agresi seperti ini adalah permainan yang berbahaya". Peringatan ini ditujukan kepada Republik Demokrasi Vietnam. Maka berlangsunglah kampanye untuk memperluas perang terhadap Vietnam Utara. Bulan Maret McNamara datang lagi di Saigon. 17 Maret 1964 ditetapkan Plan Jonhson-McNamara yang antara lain berisikan:
1. Amerika Serikat mendirikan "Komisi Antar Kementerian" yang ditugaskan memimpin peperangan. Komando pasukan Amerika di Vietnam tidak lagi tergantung pada Komando Pasifik, tetapi langsung di bawah Pentagon. Didirikan komando bersama pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan. Pasukan Vietnam Selatan mendapat tambahan bantuan Angkatan Udara, Angkatan Perairan dan pasukan-pasukan berkendaraan.
2. Milisia akan digabungkan dengan pasukan reguler yang jumlahnya akan diperbesar dari 200.000 menjadi 300.000 orang. Barisan Pengawal Keamanan dan kesatuan "Pemuda Tempur" akan berjumlah 250.000 orang.
3. Akan dilancarkan perang syaraf yang lebih hebat.
4. Akan diperbanyak jumlah "Perkampungan Strategis" yang merupakan tulang punggung rencana ini.
5. Mendorong semangat pegawai Pemerintah dan pasukan Vietnam Selatan untuk berani melancarkan provokasi-provokasi dan serangan-serangan sabotase terhadap Vietnam Utara.
Plan Johnson-McNamara adalah sesungguhnya Plan Staley-Taylor yang disempurnakan untuk menghadapi situasi yang kian memburuk. Yang menjadi tujuan Washington kini bukanlah lagi "pasifikasi" seluruh Vietnam, tapi hanya untuk daerah-daerah utama, pertama-tama ditujuh provinsi Binh Duong, Tay Ninh, Ben Tre, Mytho, Longan, Giadinh, Haunghia. Longan ditempatkan di bawah Komando Tertinggi Saigon.

McNamara mengharapkan agar bisa mencapai pengamanan dalam tempo 12 bulan. Maret 1964 Nguyen Khanh dan McNamara melancarkan operasi strategis Dienhung. Pasukan Bersenjata Pembebasan dengan sukses melakukan taktik "tiga ujung tombak" -- perjuangan bersenjata, perjuangan politik dan kerja propaganda di kalangan pasukan musuh --. Operasi Dienhung berakhir dengan kekalahan besar: 2000 orang korban atau cedera, 500 orang menyerah, 51 pos dan menara pengawalan militer dibasmi, 15 desa, 2 kota perdagangan kecil, 1 kabupaten jatuh ke tangan gerilya, 320 "perkampungan strategis" dihancurkan, 5 pesawat terbang dan helikopter ditembak jatuh, 15 lainnya rusak, 80.000 penduduk dibebaskan. 25 April 1964, Presiden Johnson merngangkat jenderal Westmoreland menjadi komandan Military Aid Command (MAC) Amerika di Saigon. Sesudah itu, dilangsungkan operasi "Quyet Thang 202" terhadap Doxa (Quang Nam). 27 April - 27 Mei 1964 yang juga dipatahkan, walaupun Amerika Serikat mengerahkan 5.000 pasukan Vietnam Selatan, 50 helikopter, 50 pesawat pembom. Jatuh korban sebanyak 480 orang, 17 pesawat ditembak jatuh, 22 rusak.

1 Juni 1964, di Honolulu berlangsung satu sidang mengenai strategi. Dalam sidang ini, Duta Besar Amerika Serikat di Vietnam Selatan, Lodge, mengusulkan agar dilakukan pemboman atas Vietnam Utara. Menteri Luarnegeri Dean Rusk, Menteri Pertahanan, McNamara, dan seorang pejabat tinggi CIA menyetujui usul ini. Dalam pada itu, Presiden Johnson telah melakukan konsultasi dengan CIA mengenai "teori domino" tentang akan jatuhnya berbagai negeri ke tangan komunis secara beruntun. CIA memberi jawaban, bahwa disamping Laos dan Vietnam Selatan, hanyalah Kamboja yang bisa cepat jatuh ke tangan komunis. Tapi, ini akan menyebabkan jatuhnya prestise Amerika. Maka Presiden Johnson setuju untuk mempersiapkan pemboman terhadap Vietnam Utara. Tapi tidak begitu saja dengan segera melakukannya. Sebab-sebabnya ialah: 1. Sebelum melakukan pemboman, perlu ada satu basis yang stabil di Vietnam Selatan; 2. Mempertimbangkan tentang akan berlangsungnya pemilihan Presiden pada musim rontok tahun itu. Dia khawatir, bahwa peperangan lagi di Asia, bisa mengingatkan rakyat pemilih pada pengalaman Perang Korea, yang mengakibatkan rakyat tak puas terhadapnya. Walau pun demikian, banyak pejabat tinggi Pemerintah Amerika yang berpendapat supaya secepat mungkin melakukan pemboman atas Vietnam Utara. Demikian pula para penguasa di Vietnam Selatan sudah mempropagandakan "pasukan maju ke Utara". Pada waktu itu, masyarakat internasional menginginkan penyelesaian masalah Vietnam liwat perundingan. Sekretaris Jenderal PBB, U Than, sedang giat mengusahakan persiapan satu Konferensi Jenewa, bersama kekuatan-kekuatan internasional untuk memecahkan masalah Vietnam.


*****

1 komentar:

Arsip Blog