Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

20 Oktober 2009

PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia

X. PERANG KOREA (IV)

Pendaratan Di Inchon.

Menghadapi serangan pasukan Tentara Rakyat Korea Utara yang sudah maju sampai ke ujung Selatan Korea, sejak semula, Mac Arthur sudah punya rencana untuk melakukan pendaratan besar-besaran di Inchon. Inchon adalah pelabuhan besar di Barat Seoul. 7 Juli 1950, dalam laporannya kepada Kepala Gabungan Kepala Staf Amerika Serikat, Mac Arthur mengajukan rencana untuk mendaratkan dua divisi pasukan di Inchon. Alasannya adalah: untuk memotong hubungan pasukan komunis yang berada di Selatan dengan garis belakangnya di Utara; dari Inchon bisa merebut kembali Seoul, ibu kota Korea Selatan yang sudah jatuh ke tangan musuh; ini akan memberi pengaruh psikhologis besar bagi perkembangan perang; bisa menguasai jalur lalu lintas penting di Korea Selatan; Inchon adalah kota pelabuhan terbesar nomor dua di Korea. Dan Mac Arthur menetapkan tanggal 15 September, 11 Oktober, 2 November dan 3 November 1950 untuk melakukan pendaratan.

Rencana Mac Arthur ini ditentang oleh semua Kepala Stafnya sendiri. Juga oleh Gabungan Kepala Staf di Washington, yang dikepalai oleh Jenderal Omar Bradley. Dari Washington diputuskan untuk mengirim Jenderal Angkatan Darat Cleans dan Jenderal Angkatan Laut Hillman tanggal 23 Agustus ke Tokio menemui Mac Arthur, membicarakan masalah rencana pendaratan. Jenderal Hillman mengemukakan bahwa dia tidak setuju dengan tempat dan tanggal pendaratan. Gelombang pasang di Inchon sangat besar. Pada tanggal 15 September bisa sampai setinggi 30 meter. Pendaratan selama dua jam akan disusul dengan masuk lumpur dan rawa hingga gampang diserang oleh meriam-meriam komunis. Dari segi Angkatan Darat juga dikemukakan alasan-alasan menentang pilihan tempat pendaratan.
Tapi Mac Arthur meyakinkan mereka, bahwa pilihan tempat ini juga berdasarkan pada kelengahan musuh, yang tak akan mempercayai terjadinya pendaratan di tempat seperti itu. Kemudian mereka menganalisa dari sudut pandangan situasi dunia. Mac Arthur mengatakan, bahwa ujung tombak perlawanan anti-komunis sekarang bukannya di Berlin, Paris, London dan Washington, tapi di Korea Selatan, di sungai Nakdong. "Sangat jelas-jemelas, bahwa komplotan komunis sudah memilih untuk merebut dulu Asia demi mendominasi dunia. Saya sepenuhnya tidak setuju dengan pandangan kaum politisi yang telah memusatkan strategi Amerika terhadap Eropa. Sekarang ini, pertentangan di Eropa masih dalam taraf rendah. Tapi kita disini sudah angkat senjata melakukan pertempuran. Jika kita di Asia gagal melawan komunisme, maka langkah berikutnya akan terjadi krisis yang hebat di Eropa. Jika kita menang di sini, maka di Eropa tak akan terjadi perang. Eropa dapat tenang tenteram, untuk masa yang panjang bisa damai dan bebas. Oleh karena itu, jika kita membikin kesalahan disini, maka tamatlah riwayat. Ketika saya mengucapkan isi hati saya ini, saya merasa mendengar suara tentang nasib masa depan kita. Sekarang ini juga, kita harus bergerak. Kalau tidak, maka Dunia Bebas akan masuk kubur." Akhirnya Mac Arthur dengan tegas mengatakan: "Jika kesimpulan saya salah, maka saya tak berhak menduduki jabatan saya sekarang, saya akan minta berhenti sebelum masa pensiun. Ini bukanlah menyangkut saya pribadi. Tapi pertempuran di Inchon haruslah menang. Ini menyangkut ratusan ribu orang."
Mac Arthur masih mempertahankan pendapatnya, tapi Washington belum juga memberikan persetujuan. 29 Agustus 1950, Gabungan Kepala Staf masih mempersoalkan masalah tempat pendaratan. Akhirnya mereka memberi jawaban kepada Mac Arthur yang tidak menolak dan tidak mendukung rencana itu. Dan kemudian, Kepala Gabungan Kepala Staf Jenderal Omar Bradley dua kali mengirim tilgram kepada Mac Arthur meminta pertimbangan-pertimbangan baru, untuk merobah rencana itu. Mac Arthur sangat marah, dan tetap mempertahankan rencananya, serta menyatakan bahwa dia percaya akan sukses. Dan dengan begini bisa merebut inisiatif dari musuh. Dua hari kemudian, Pentagon berkirim tilgram menyatakan menyetujui rencana Mac Arthur, dan telah melaporkannya kepada Presiden Truman.

Truman sangat memperhatikan masalah rencana pendaratan di Inchon. Dia mengirim delegasi pemerintah sivil dan militer yang dipimpin oleh Averil Harriman ke Tokio untuk menemui Mac Arthur, membicarakan masalah politik dan diplomasi. Kedatangan Harriman berarti telah membenarkan rencana Mac Arthur. Truman menyetujui pendaratan di Inchon.
Menjelang hari pendaratan, mulai 4 September 1950, setiap hari dilakukan pemboman oleh bomber B-29. Sebelum tanggal 13 September 1950 sudah dilakukan pemboman atas 46 sasaran. Telah dilemparkan 9500 bom napalm di sekitar daerah Inchon..Tanggal 14 September 1950, 60 pesawat melakukan serangan hingga memutus jalur lalu lintas pasukan Korea Utara ke Seoul dan jaringan jalan keretaapi daerah Inchon. Pemboman besar-besaran dilakukan dalam daerah sekitar 50 km sekitar Inchon. Yang jadi sasaran adalah jembatan-jembatan, jalan raya, terowongan-terowongan, jaringan jalan kereta api. Daerah Inchon menjadi lautan api.

Di Washington telah diberitakan dalam surat-surat kabar bahwa "masa-masa terjelek dalam Perang Korea sudah berlalu. 15 September 1950 adalah saat dimulainya kontra-ofensif oleh 'Pasukan PBB'. Mac Arthur sendiri langsung memberi komando". Dalam menjawab pertanyaan wartawan, Mac Arthur menyatakan, bahwa "Jika Tiongkok benar-benar terjun dalam peperangan, maka Angkatan Udara kita akan bisa membikin Sungai Yalu menjadi aliran sungai darah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah". Mac Arthur mengumumkan, bahwa pasukannya bukan hanya bisa kembali ke Seoul, bahkan bisa maju ke arah Timur, memotong semenanjung Korea, hingga pasukan rakyat Korea yang telah sampai di Selatan semenanjung mengalami kesulitan karena terputus dari garis belakangnya, hingga semua bisa terbasmi.

15 September 1950 Mac Arthur mengeluarkan perintah pendaratan. Sorenya hari itu, berlangsung 300 kali serangan udara oleh Angkatan Udara, menyasar daerah 40 km mengitari Inchon. Tentara Rakyat Korea Utara melakukan pemusatan pasukan ke Inchon, tapi tak bisa bergerak di siang hari, karena serangan udara yang terus menerus. 19 kapal perang mendaratkan pasukan. Jam 17:31 prajurit pertama Amerika mendarat di Inchon. Sampai malam telah mendarat 18:000 pasukan Amerika Serikat lengkap dengan peralatan militer, berpuluh-puluh tank dan berbagai kendaraan. 16 September 1950 "pasukan PBB" menyerbu ke garis pertahanan Pusan, mulai menyerang ke arah Utara. Dalam waktu 96 jam, dua jalur pasukan besar Amerika Serikat selesai bergerak melakukan serangan bagaikan jepitan.
30 September 1950 "pasukan PBB" sampai di garis-lintang 38 derajat. Truman mengirim kawat ucapan selamat kepada Jenderal Mac Arthur: "Saya, atas nama seluruh rakyat menyampaikan ucapan selamat yang paling hangat atas kemenangan yang dicapai di Korea dibawah pimpinan anda" Kini timbul masalah: Haruskah meliwati garis lintang 38 derajat ? Masalah Korea bukanlah saja masalah militer, tapi justru adalah masalah politik yang bersegi banyak. Jika meliwati garis lintang 38 derajat, bagaimana menghadapi ikutnya URSS dan RRT dalam Perang Korea "

27 September, Presiden Truman mengirimkan kepada Mac Arthur isi dokumen Dewan Keamanan Nasional No 81-1 sebagai berikut: "Anda supaya terus menerus mengetahui dengan pasti, apakah Tiongkok komunis dan URSS sudah merasa terancam dengan adanya sasaran operasi-operasi yang anda lakukan sekarang ini. Hal ini harap dengan urgen dilaporkan kepada Gabungan Kepala-Kepala Staf". "Tugas anda di bidang militer adalah memusnahkan kekuatan bersenjata Korea Utara". "Untuk mewujudkan tujuan ini, anda diberi kuasa mengerahkan pasukan untuk berdiam di garis lintang 38 derajat dan maju ke Utara, dengan menggunakan pasukan payung, pasukan amfibi dan pasukan darat dalam bertempur. Prasyarat untuik melakukan operasi ini adalah: pada waktu ini URSS dan Tiongkok komunis belum mengirim pasukan dalam jumlah besar, belum menyatakan akan masuk ke Korea Utara, juga belum merasa terancam oleh kekalahan tentara Korea Utara karena serangan pasukan kita". "Kalau musuh di garis lintang 38 derajat dan di Selatannya secara terang-terangan atau tertutup menggunakan jumlah besar pasukan Tiongkok komunis, asal saja ada kesempatan sukses bagi pasukan anda untuk melawannya, anda harus melakukan operasi". (Quan Qiu Chu Ji 1997: 61-62)

1 Oktober 1950, sebagai panglima Pasukan PBB Mac Arthur mengumumkan ultimatum minta Korea Utara menyerah tanpa syarat. Pada hari itu pula, Perdana Menteri Zhou Enlai dalam pedatonya menyatakan, bahwa Pemerintah Tiongkok tidak akan hanya berpangku tangan mengenai agresi yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Korea Utara.
8 Oktober 1950 Pasukan PBB meliwati garis lintang 38 derajat. Dua pesawat tempur Amerika melakukan serangan mendadak atas lapangan terbang Soviet di Wladiwostok. Protes Pemerintah Soviet dijawab Pemerintah Amerika Serikat, bahwa kejadian itu adalah masalah PBB.

Tak lama setelah meliwati garis lintang 38 derajat, Pasukan PBB menembus garis pertahanan Pyongyang. 20 Oktober menduduki Pyongyang. Pada hari itu, didaerah 30 mil Utara Pyongyang pasukan payung mendarat, dikerahkan dengan maksud mengepung pasukan dan pejabat-pejabat pemerintah di Pyongyang. Sesudah itu Mac Arthur mengeluarkan komando, memerintahkan kepada semua bawahannya untuk menggunakan semua tenaga dengan waktu pendek mencapai tujuan yang baru, dan dalam pada itu "bersiap-siap untuk maju terus sampai ke batas Utara Korea Utara. Ofensif Mac Arthur berlangsung sangat cepat. 23 Oktober 1950 Gabungan Pasukan ke VIII Amerika Serikat dan pasukan Syngman Rhee sudah sampai didaerah 60 mil Selatan SungaiYalu. 24 Oktober 1950 Mac Arthur memerintahkan Pasukan PBB untuk maju terus, hingga mencapai batas terakhir yang direncanakan. Gabungan Pasukan ke VIII Amerika Serikat dan Tentara ke X diberi kuasa menggunakan pasukannya untuk mengusai seluruh Korea Utara. Dibawah pimpinan Mac Arthur, Divisi ke VI Korea Selatan maju dengan cepat ke Utara tanpa perlawanan hebat. 27 October 1950 satu peleton pengintai dari Gabungan Pasukan ke VIII sudah masuk sampai pada titik strategis pinggir SungaiYalu. Mac Arthur berusaha keras mewujudkan impian indahnya agar sebelum Hari Natal mengakhiri Perang Korea, dan mengizinkan prajurit Amerika pulang untuk ber-Hari Natal.

Dalam proses serangan menguasai seluruh Korea Utara ini, pasukan dibawah komando Mac Arthur kian bercorak internasional. Dalam bulan Oktober, diluar pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan terdapat pasukan negeri-negeri lain, hingga seluruhnya menjadi 42 negara, dengan pasukan berjumlah 420.000 orang, 1100 lebih pesawat tempur, 300 kapal perang. Antara lain terdapat pasukan-pasukan dari Inggeris, Australia, Filipina, Swedia, Thailand, Turki, Kolumbia dan lain-lain.


*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog