. PERANG KOREA DEMI MEMBENDUNG KOMUNISME
DI ASIA TIMUR.
1. Korea Terpecah Dua
Peristiwa Madiun bermuara pada terbunuhnya semua pimpinan utama PKI, termasuk Musso dan mantan Perdana Menteri Amir Sjarifoeddin. Inilah pelaksanaan Doktrin Truman di Indonesia. Amerika berhasil mengalahkan gerilya komunis di Yunani, mencegah masuknya kaum komunis dalam Pemerintah Yunani. Demikian pula, berhasil mencegah masuknya kaum kiri dalam Pemerintah Itali. Yang lebih dahsyat adalah pembendungan komunisme di Asia Timur dan Asia Tenggara, yaitu pelaksanaan Doktrin Truman di Korea dan Vietnam, dengan Perang Korea dan Perang Vietnam.
Menyusul pengumuman pernyataan perang terhadap Jepang, 8 Agustus 1945, pasukan Soviet masuk Tiongkok Timur, menyerang Pasukan Kwangtung Jepang, yang merupakan pasukan induk Jepang di Timur Jauh. Bekerjasama dengan pasukan gerilya dibawah pimpinan Kim Il Sung, pasukan Soviet terus maju membebaskan bagian Utara Korea. Pimpinan Amerika Serikat tidak mengira, bahwa pasukan Sovyet bisa begitu cepat sampai di Korea.
15 Agustus 1945, Presiden Truman mengirim surat rahasia kepada Stalin, mengusulkan agar "Panglima-Panglima senior Angkatan Darat, Laut, Udara Jepang dan pasukan tambahan di daerah Manchuria, daerah garis lintang 38 derajat Utara Korea dan Karafuto, supaya menyerah kepada Panglima Tertinggi Pasukan Sovyet di Timur Jauh” (Correspondence 1957: 262) Dengan demikian, garis lintang 38 derajat menjadi batas antara daerah tempat menyerahnya pasukan Jepang kepada Panglima Pasukan Soviet dan Panglima Pasukan Amerika di Korea. Stalin tidak menentang. Panglima Pasukan Sekutu di medan perang Pasifik, Jenderal Douglas Mac Arthur, mengeluarkan perintah harian: Pasukan Jepang di Utara garis lintang 38 derajat di Korea supaya menyerah kepada pasukan Uni Sovyet, dan yang di Selatannya kepada pasukan Amerika Serikat. Pada waktu itu, pasukan Sovyet sudah sampai meliwati garis lintang 38 derajat. Sesudah mendengar diumumkannya perintah harian tersebut diatas, pasukan Sovyet mundur lagi ke Utara garis lintang 38 derajat.
September 1945, pasukan Amerika mendarat di Korea Selatan. Oktober 1945, rakyat membentuk Komite-Komite Rakyat di 7 provinsi, 12 kota dan 131 kabupaten Korea Selatan. Tak lama kemudian, semua Komite Rakyat ini dengan paksa dibubarkan oleh pasukan Amerika Serikat. Amerika memberlakukan larangan rapat-rapat, larangan berkumpul lebih dari tiga orang.. Partai-Partai politik yang didirikan rakyat dicabut kebebasannya. Kantor-Kantor dan Badan-Badan penerbitan ditindas. Memenuhi Peraturan No 2 Pemerintahan Militer, lebih dari 85% industri ditempatkan di tangan orang Amerika.
Sesudah menduduki Seoul, Jenderal Mac Arthur, Panglima pasukan Amerika Serikat di Timur Jauh, bekerjasama dengan dan mengakui Syng Man Rhee, seorang yang telah tinggal dan hidup selama 37 tahun di Amerika, sebagai pemimpin Korea Selatan. Dia meminta Syng Man Rhee agar mendirikan sebuah Pemerintah Koalisi. Tapi mula-mula ditolak oleh Syng Man Rhee. 20 Juli 1948, dengan dukungan Amerika, Syng Man Rhee dipilih menjadi Presiden Republik Korea. 26 hari kemudian, di bawah pimpinan Kim Il Sung, di Korea Utara, didirikan Republik Rakyat Demokrasi Korea. Korea terbelah menjadi dua negara, Republik Rakyat Demokrasi Korea di Utara dan Republik Korea di Selatan.
Tak lama setelah berdirinya Republik Rakyat Demokrasi Korea, sesuai dengan permintaan Presidium Republik Rakyat Demokrasi Korea, URSS menarik mundur seluruh pasukannya dari Korea, sambil mengusulkan agar pada waktu yang sama, Amerika juga menarik pasukannya dari Korea Selatan. Akhir tahun 1948 seluruh pasukan Soviet selesai ditarik mundur dari Korea. Karena tidak percaya pada URSS, Amerika Serikat berlambat-lambat menarik pasukannya. Akhirnya, memutuskan meninggalkan 7500 orang pasukan tempur di Korea Selatan. 29 Juni 1949, seluruh pasukan AS baru ditarik mundur dari Korea. Tapi tetap ditinggalkan sebuah "team penasehat" yang bertugas membantu Syng Man Rhee, melatih pasukan. Disamping itu, Amerika Serikat meninggalkan 100.000 pucuk senapan, 50 juta berbagai jenis peluru, 2000 roket, 40.000 kendaraan bermotor, sejumlah besar meriam. Pada tahun 1949, senjata-senjata yang ditinggalkan itu adalah model-model terbaru, yang bernilai seharga 11 juta dollar Amerika. Ini cukup untuk mempersenjatai 50.000 pasukan angkatan darat.
Dalam proses perkembangan ini, revolusi Tiongkok dibawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok dengan Mao Zedong sebagai Ketuanya mencapai kemenangan. Berdirilah Republik Rakyat Tiongkok pada 1 Oktober 1949. Mao Zedong dipilih menjadi Ketua Republik Rakyat Tiongkok. Di mata para penguasa Amerika Serikat, komunisme telah merambat cepat di Asia Timur. 14 Februari 1950, dengan dihadiri Mao Zedong dan Stalin, di Moskow ditanda tangani Perjanjian tentang Persahabatan, Kerjasama dan Saling-Bantu URSS-RRT, untuk masa tiga puluh tahun. Ini dianggap bahaya oleh Amerika. Menghadapi perkembangan ini, bagi Amerika, Korea mempunyai kedudukan khusus yang strategis. Amerika mau membangun satu "garis pertahanan melengkung" yang dikendalikannya di Timur Jauh. Menteri Luarnegeri Dean Acheson menyatakan: "Amerika mau membangun sebuah garis pertahanan baru untuk membela Asia." (Quan Qiu Chu Ji 1997: 31). Suasana Perang Dingin sedang memuncak di Eropa. Pelaksanaan Plan Marshall sedang digiatkan dan NATO baru terbentuk. Semuanya ini adalah untuk membendung perkembangan komunisme. Dalam bulan Juni 1950, dengan semangat Perang Dingin, Dean Acheson menyatakan di Dallas: "Kita sama sekali tidak seharusnya toleran terhadap Uni Sovyet dan Tiongkok". (Quan Qiu Qu Ji 1997: 31).
Dalam memperkuat kedudukannya di Korea, dan membendung meluasnya daerah pengaruh Republik Rakyat Demokrasi Korea, Amerika memainkan "kartu troef" Syng Man Rhee di Korea Selatan. Tahun 1949, Syng Man Rhee berkunjung ke Jepang, menemui Jenderal Mac Arthur. Pada kesempatan itu, Mac Arthur mengatakan kepadanya: "Tuan tak usah khawatir, saya akan membela Korea Selatan, bagaikan membela pantai tanah air saya sendiri". (Quan Qiu Chu Ji 1997: 31) Februari 1950, Kongres Amerika menetapkan "Undang-Undang Membantu Korea", yang didalamnya terdapat rumusan: "jika dalam Pemerintah Republik Korea muncul seorang anggota Partai Komunis atau jika ada anggota Partai politik yang dikontrol oleh Korea Utara masuk dalam Pemerintah Koalisi", Amerika akan memberi bantuan pada Korea Selatan untuk membasminya. Dengan jaminan ini, maka Syng Man Rhee jadi mendapat angin. Di depan Parlemen Korea Selatan dia mengatakan, bahwa "Jika kita bersikap kompromi terhadap orang komunis, maka kita akan mengalami malapetaka".
Atas undangan Pemerintah Korea Selatan, 14 Juni 1950, John Foster Dulles berkunjung ke Korea Selatan, sampai-sampai mendatangi daerah sekitar garis lintang 38 derajat. Dulles meniupkan arus semangat Perang Dingin, yaitu "the policy of containment" -- politik pembendungan komunisme -- yang sedang dikobarkan Amerika Serikat. 19 Juni 1950, dalam kunjungannya ini, Dulles menyatakan: "Rakyat Korea Selatan sekarang berada di barisan depan 'dunia bebas'. Kedudukan saudara-saudara sangat berbahaya dan juga sangat menggetarkan hati orang ….. di hadapan saudara-saudara terdapat bahaya baru, bahaya ini datang dari Uni Soviet komunis,……" Atas nama Amerika Serikat, Dulles memberi jaminan pada Korea Selatan: "Kalian bukanlah terisolasi sendirian , … demi kebebasan umat manusia kalian menempati kedudukan yang bertanggungjawab". (Quan Qiu Chu Ji 1997: 32) Jelas sekali, Amerika Serikat telah bersiap-siap menghadapi berkobarnya perang, mengambil sikap membela Korea Selatan, menentang meluasnya pengaruh Republik Rakyat Demokrasi Korea.
Sebagai alat utama Perang Dingin, CIA telah memainkan peranan penting dalam bermula dan berkembangnya Perang Korea. Bukan hanya sebagai sumber informasi bagi rencana operasi-operasi militer yang dilancarkan pasukan dibawah komando jenderal-jenderal Amerika Serikat, bahkan CIA melakukan operasi-operasi sampai jauh memasuki wilayah Tiongkok. Antara tahun 1951 sampai 1954, Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok telah menangkap hidup-hidup 124 dan membunuh 106 orang Amerika dan agen-agen CIA yang didrop pakai payung di wilayah Tiongkok. 9 November 1952, Jack Downey dan Richard Fecteau, dua orang anggota CIA yang melakukan tugas operasi CIA di daerah Jilin dan Liaoning tertangkap karena pesawatnya ditembak jatuh. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan, bahwa Downey dan Fecteau adalah pejabat sipil yang dipekerjakan oleh sebuah Departemen Angkatan Bersenjata di Jepang, yang dianggap hilang dalam satu penerbangan dari Korea ke Jepang. Ketika dalam bulan September 1957, pemuda rombongan team pimpong Amerika yang berkunjung ke Tiongkok mewawancarai mereka di penjara, Fecteau menyatakan bahwa dia bekerja untuk CIA. (Wise and Ross 1964: 108; Marchetti & Marks 1975: 132). Kemudian, bulan Oktober 1957, Charles Edmundson, seorang mantan pejabat USIA di Korea menulis dalam majalah Nation, bahwa Downey dan Fecteau adalah pelaksana operasi CIA. Semenjak Perang Korea, kegiatan Clandestine Service dari CIA berkembang, hingga pegawainya yang berjumlah 5.000 orang di tahun 1950, meningkat jadi 15.000 di tahun 1955, ditambah lagi dengan ribuan pekerja kontrak dan agen-agen asing yang direkrut di berbagai negeri..
Untuk kesekian kalinya, pada tanggal 19 Juni 1950, Majelis Rakyat Tertinggi Republik Rakyat Demokrasi Korea sekali lagi mengajukan usul untuk penyatuan Korea secara damai dengan cara menggabungkan Majelis Rakyat Tertinggi Republik Rakyat Demokrasi Korea dengan Majelis Nasional Republik Korea menjadi satu badan legislatif. Tapi usul ini ditolak oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dalam keadaan Korea Utara berusaha keras mengambil inisiatif untuk mempersatukan kedua Korea, pertempuran-pertempuran di sekitar garis lintang 38 derajat terus meningkat.
*****
Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(110)
-
▼
Oktober
(109)
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- EKONOMI DUNIA
- EKONOMI DUNIA
- RESENSI BUKU
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FIKSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di SIA
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN,Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Rralisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
-
▼
Oktober
(109)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar