X. PERANG KOREA (II)
PBB Dimanipulasi Amerika
25 Juni 1950, mengenai pertempuran-pertempuran di sekitar garis lintang 38 derajat ini, Menteri Luarnegeri Dean Acheson melaporkan liwat tilpon kepada Presiden Truman yang sedang berada di Missouri sebagai berikut: Tuan Presiden, saya baru menerima informasi, bahwa “orang Korea Utara telah menyerang Korea Selatan" (Wise and Ross 1964: 104). Mendengar laporan ini, Presiden Truman segera pulang ke Washington. Kementerian Luarnegeri Amerika memutuskan untuk minta dilangsungkannya sidang Dewan Keamanan PBB.
Menteri Luarnegeri Dean Acheson melaporkan lagi pada Presiden Truman, bahwa sudah diterima banyak informasi yang menyatakan bahwa Korea Utara telah melakukan serangan yang menyeluruh. Truman segera melangsungkan sidang dengan para Panglima dan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut dan Udara untuk mempertimbangkan usul-usul mereka. Hadir Menteri Pertahanan Luis Johanson dan Kepala Gabungan Kepala Staf, Jenderal Omar Bradley yang baru kembali dari Timur Jauh. Segera dibicarakan usul-usul dari Menteri Pertahanan dan Menteri Luarnegeri yang sudah dipersiapkan:
1. Jenderal Mac Arthur -- termasuk semua anggota team penasehat militer dan bawahannya, supaya siap meninggalkan Korea, untuk itu berkumpul di Kinpo atau pangkalan penerbangan lainnya, siap untuk berangkat dalam keadaan terjadinya serangan. Dalam melaksanakan tugas ini, pasukan udara yang berada di bawah komando Mac Arthur supaya tetap tinggal di Selatan garis lintang 38 derajat.
2. Memerintahkan pada Mac Arthur untuk memberi bantuan senjata dan peralatan militer lainnya bagi militer Korea Selatan.
3. Memerintahkan pada Armada ke-VII agar masuk ke perairan Formosa (Taiwan).
Dalam rapat itu Presiden Truman berpendapat, bahwa mungkin URSS mengira Amerika tidak berani mengobarkan Perang Dunia ke III, juga tidak berani melawan; oleh karena itu berusaha melanggar persetujuan, mendukung serangan Korea Utara, demi menjadikan Korea berada di bawah pengaruhnya. Dalam perbandingan mengenai kekuatan, Amerika masih unggul, tapi jika bertahan terus pada taraf yang seperti sekarang, maka sulit untuk dikatakan mengenai kedaan selanjutnya.
Pada waktu itu, Amerika Serikat secara sederhana, gampang-gampangan memahami, bahwa seluruh gerakan Partai-Partai Komunis di dunia adalah dikendalikan oleh Stalin pribadi dari Moskow. Ada anggapan, bahwa untuk sementara, tekanan gerakan komunis di Eropa dan Timur Tengah dilonggarkan, tapi URSS mendukung "negara-negara satelit Sovyet" berofensif di Timur Jauh. Aksi-aksi Korea Utara adalah langkah pertama dalam ofensif ini. Langkah berikutnya mungkin adalah Taiwan, kemudian Indocina dan Filipina. Walaupun demikian, Amerika berpendapat, bahwa Stalin tak ingin mengobarkan Perang Dunia ke III.
Dalam Memoir nya, Omar Bradley antara lain menulis: "pada waktu itu, kalangan militer Amerika berpendapat, bahwa dibanding dengan Korea, nilai strategis Taiwan adalah lebih penting. Oleh karena itu, ofensif yang dilancarkan di Korea mungkin hanya satu gerak semu untuk mengalihkan perhatian Amerika, demi tujuannya untuk menyerang Taiwan. Jika betul-betul pasukan komunis terjun ke medan perang di Timur Jauh, maka harus secepat mungkin membela Taiwan. Di Korea ada tentara Korea Selatan yang bisa dibantu; tapi Taiwan adalah hampir bertangan hampa, tak bersenjata, maka dengan gampang sekali bisa jadi buah yang mateng di pohon. Hilangnya Taiwan, berarti satu pukulan berat bagi strategi Amerika di Timur Jauh". (Quan Qiu Qu Ji 1997: 34).
Dalam rapat penting tersebut diatas, Presiden Truman mengatakan, bahwa ketiga Kepala Staf harus melakukan persiapan, hingga dikala gerakan bersama PBB dilancarkan maju ke Korea Utara, sudah dapat dikeluarkan perintah bagi pasukan Amerika dibawah komando Jenderal Mac Arthur.
Seusainya rapat, Dean Acheson menyerahkan kepada Truman sepucuk tilgram dari Dulles, yang antara lain isinya: "Mungkin sekali Korea Selatan sendiri cukup mampu menahan serangan ini. Jika demikian, masih baik sekali. Tapi jika mereka tak mampu demikian, maka haruslah dipergunakan pasukan Amerika. Hanyalah dengan demikian bisa mengatasi krisis akibat serangan Rusia itu. Jika berada di Korea dengan hanya 'berpangku tangan', maka kekuatan bersenjata akan terperosok masuk perangkap malapetaka, yang hasilnya akan menimbulkan kesulitan-kesulitan yang tak teratasi. Dari sini bisa pecah Perang Dunia ke-III yang dahsyat". (Idem: 35). Dalam pada itu, berita-berita kekalahan pasukan Syng Man Rhee terus mengalir dari front. Syng Man Rhee sudah mau menarik pasukannya dari Seoul. Seoul tak dapat dipertahankan lagi.
Mac Arthur mengeluarkan perintah dengan tilgram: "Divisi ke III dan ke V Korea Selatan sudah bertahan mati-matian membela Seoul, tapi tak dapat menahan majunya musuh. Ofensif yang dilakukan musuh selama dua hari ini menunjukkan usaha keras untuk merebut Seoul. Tank-tank musuh sudah sampai di pinggiran kota Seoul. Pemerintah Korea Selatan sudah pindah ke Taegu, dan telah mengadakan kontak dengan Team Penasehat Urusan Militer Korea Selatan. Kedutaan Besar Amerika dan anggota-anggota penting Team Penasehat Urusan Militer Korea Selatan masih tetap tinggal di Seoul". (Idem: 35). Pasukan Korea Selatan tak mampu menahan serangan Korea Utara. Musuh menggunakan tank-tank dan pesawat-pesawat tempur. Ditinjau dari keadaan pertempuran ini, dengan banyaknya jumlah pelarian, menunjukkan kurangnya daya pertahanan, kurangnya semangat juang, maka diperhitungkan bahwa akan sangat cepat secara keseluruhan akan menjadi ambruk.
Truman mengatakan: "Sekarang, sedikitpun tak ada keragu-raguan lagi, bahwa Korea Selatan membutuhkan segera diberi bantuan. Yang tak dapat kita bayangkan adalah, jika Korea jatuh ke tangan komunis, maka Jepang bisa menjadi daerah yang dapat diserang Angkatan Udara Tentara Merah Uni Soviet. Amerika harus menangkal serangan mereka, supaya tidak terjerumus dalam Perang Dunia". (Idem: 35-36)
28 Juni 1950, Truman sekali lagi menyelenggarakan rapat dengan pejabat-pejabat penting militer dan Pemerintah. Yang pertama berbicara adalah Kepala Staf Angkatan Udara. Dilaporkan, bahwa Angkatan Udara telah terlibat pertempuran dan telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Yak Soviet. Truman berkata dan mengharapkan, agar ini bukanlah pesawat yang terakhir. Acheson meminta supaya Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan sekuat tenaga melaksanakan perintah menyerang tank-tank, pasukan meriam Korea Utara, sebisa mungkin membantu pasukan Korea Selatan. Truman menyetujuinya. Acheson meminta Armada ke VII bergerak ke arah Taiwan, melakukan tugas ganda, yaitu untuk memblokade dan untuk menyerang.
Seusai rapat pejabat-pejabat tinggi ini, Washington mengirim tilgram kepada Mac Arthur, meminta agar menggunakan Angkatan Laut dan Udara, membantu Korea Selatan. Jenderal Patrick, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Timur Jauh Amerika Serikat memerintahkan pasukannya supaya dalam waktu 36 jam menggunakan semua kekuatan yang ada untuk membom besar-besaran pasukan Korea Utara yang sedang melakukan ofensif. Mac Arthur memuji langkah Jenderal Patrick, tapi mengingatkannya, supaya waspada akan bahaya serangan udara Soviet atas Jepang.
Serangan Angkatan Udara Amerika di Timur Jauh dimulai. Dikerahkan sejumlah pesawat pembom B-26 membom jalan-jalan kereta-api menuju garis lintang 38 derajat. Pesawat F-80 menghancurkan sekian banyak tank, truk dan meriam Korea Utara. Serangan ini oleh Truman disebut "aksi polisionil". Ini adalah operasi serangan pasukan Amerika sendiri yang pertama. Tapi Truman sudah menggunakan selubung Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam sidang dengar pendapat Kongres, Truman menyatakan; "Diharapkan agar Uni Sovyet jangan terjun dalam pertempuran ini. Tapi sekarang harus dipertimbangkan akan ikutnya Uni Sovyet bergerak dalam langkah-langkah berikutya" Bagaimanapun juga Amerika tidak akan membiarkan situasi berkembang menurut arah yang tak diinginkan. "Amerika telah mendapat kepercayaan dari PBB, yang meminta para anggotanya membantu Korea Selatan membasmi penyerang, memulihkan perdamaian internasional dan keamanan di Timur Jauh". (Idem: 37) Pada waktu itu, sidang Dewan Keamanan PBB akan segera dibuka.
Sesudah itu, Truman melangsungkan konferensi pers. Ada wartawan bertanya: "Tuan Presiden, menurut penjelasan Tuan, ini adalah satu aksi polisionil yang dijalankan oleh PBB. Betulkah demikian ?" Truman menjawab: "Betul, sepenuhnya adalah demikian". (Idem: 37)
Kementerian Luarnegeri Amerika memutuskan untuk minta dilangsungkannya sidang Dewan Keamanan PBB. Maka berlangsunglah sidang Dewan Keamanan PBB membicarakan masalah pertempuran di Korea. Wakil URSS, Jacob Malik, tidak menghadiri sidang ini, karena sudah semenjak beberapa bulan, wakil URSS menentang hadirnya wakil Tiongkok Kuomintang dalam Dewan Keamanan. Disamping itu, mengenai hak veto anggota tetap Dewan Keamanan, di kalangan pimpinan tinggi URSS pada waktu itu terdapat pengertian, bahwa putusan Dewan Keamanan harus disetujui semua anggota tetap Dewan Keamanan, yaitu "jika salah satu anggota tetap di Dewan Keamanan tidak menghadiri sidang, berarti putusan sidang itu tidak sah".. Karena itu wakil URSS tidak hadir. Atas dorongan Amerika, tanpa dihadiri wakil URSS, dengan pemungutan Dewan Keamanan mengambil resolusi yang menyatakan, bahwa tindakan-tindakan Korea Utara telah merusak perdamaian, dan menyerukan supaya Korea Utara menghentikan tindakan serta menarik mundur pasukannya. Dengan demikian, Amerika Serikat berhasil menggunakan "bendera" PBB untuk melawan Korea Utara. Sidang ini tidak dihadiri oleh wakil URSS, Jacb Malik. “Tak hadirnya Yakob Malik bersumber pada pengertian pimpinan Uni Sovyet, bahwa putusan Dewan Keamanan PBB harus diambil dengan suara bulat di kalangan anggota tetap Dewan Keamanan.” Sedangkan yang lainnya berpendapat, bahwa absen itu bukan berarti memberi veto, hingga putusan bisa diambil. Menurut Amerika Serikat, Sidang Dewan Keamanan berlangsung dengan “hasil pemungutan suara sembilan setuju, nol menentang, wakil Uni Sovyet tidak hadir, berarti tidak memberi veto”. (Gromiko 1988: 206-207, Dan McCullough 1997: 887). Dan dengan sidang yang dipelopori oleh Amerika Serikat ini, Dewan Keamanan telah menghadapi fait accomplit, yaitu telah terjadinya serangan pasukan Amerika atas pasukan Korea Utara.. Dalam keadaan yang demikianlah, Dewan Keamanan mengambil resolusi sesuai dengan fikiran yang telah diungkapkan Truman, yang antara lain berisi: "Meminta kepada para anggota PBB untuk membantu Pemerintah Republik Korea (Korea Selatan) untuk menghadapi dan mematahkan serangan militer yang dihadapinya, demi memulihkan perdamaian dan keamanan di daerah ini". (Quan Qiu Qu Ji 1997: 38)
Pemerintah Chiang Kaishek mau mengirimkan 33.000 pasukan ke Korea, tapi tak punya Angkatan Laut dan Udara. Sesudah mempertimbangkannya masak-masak, Truman tidak setuju pengiriman pasukan Chiang Kaishek. Alasannya antara lain adalah: Jika pasukan Chiang Kai Shek ikut bertempur di Korea, maka Partai Komunis Tiongkok mungkin ikut berperang di Korea.
*****
Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(110)
-
▼
Oktober
(109)
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- TERJEMAHAN
- EKONOMI DUNIA
- EKONOMI DUNIA
- RESENSI BUKU
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- RESENSI BUKU
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FIKSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- CATATAN FILSAFAT
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di SIA
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN,Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Rralisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- PERISTIWA MADIUN Realisasi Doktrin Truman Di Asia
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
- KUMPULAN SAJAK
-
▼
Oktober
(109)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar