Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

20 Oktober 2009

PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia

IV. Realisasi Doktrin Truman Di Eropa.

The policy of containment, asalnya diajukan dalam tahun 1947 untuk mencegah kaum komunis berkuasa di Yunani dan Turki. Waktu itu gerilya bersenjata Yunani di bawah pimpinan kaum komunis sedang maju. Inggeris tak mampu membantu pemerintah Yunani mengatasi ofensif gerilya ini. Amerika Serikat turun tangan, karena menganggap jatuhnya Yunani ke tangan komunis akan membahayakan kedudukan Amerika di Timur Tengah dan daerah sekitarnya.

Desember 1945 Duta Besar AS di Athena, Lincoln Mac Veagh memberi peringatan pada pemerintahnya, bahwa Yunani bisa menjadi “Boneka Sovyet”. Selama tahun 1946 jelas sekali meningkatnya kepentingan AS terhadap nasib Yunani. Dalam bulan Januari 1946 kepada pemerintah Yunani, AS memberikan pinjaman sebesar 25 juta dollar. Kesatuan Angkatan Laut AS mengunjungi pelabuhan Piraeus. AS ambil bagian dalam misi Sekutu yang mengamati pemilihan umum pertama di Yunani sehabis perang dunia kedua dalam bulan Maret 1946. Bantuan keuangan dan materi kian diperbesar. Dalam musim panas, dengan persetujuan Inggeris, Amerika akan memberi bantuan ekonomi, sementara Inggeris meneruskan bantuan militer.

Tanggal 15 Oktober 1946 Wakil Menteri Luarnegeri Dean Acheson memberi tahu Lincoln Mac Veagh, bahwa politik Amerika terhadap Yunani adalah memberi bantuan secara positif di semua front atas dasar ‘Amerika Serikat tak dapat lagi menahan resiko kejatuhan pemerintah yang sedang mengalami serangan kekuatan komunis yang mendapat bantuan Yugoslavia dan Albania’.

11 Desember 1946 Acheson mengumumkan bahwa memenuhi permintaan pemerintah Yunani, akan dikirim ke Yunani sebuah misi ekonomi yang dipimpin Paul A.Porter, yang berpengalaman dalam masalah administrasi dan soal-soal keuangan untuk memperhitungkan keperluan-keperluan pembangunan kembali dan perkembangan Yunani. 8 Januari 1947 misi Porter sampai di Yunani, tidak hanya memenuhi harapan pemerintah kanan Yunani, tetapi juga pers liberal. Tanggal 20 Februari, Porter, Erthridge dan Mac Veagh mengirim tilgram kepada Jenderal Marshall yang semenjak tanggal 21 Januari menggantikan Byrnes di Kementerian Luarnegeri, bahwa bangkrutnya Yunani ‘adalah sesuatu yang tak terhindarkan’. Situasi Yunani yang mengkhawatirkan, dilukiskan secara hidup dalam serentetan tilgram dari tiga pejabat Amerika di Athena, hingga Acheson mengeluarkan memo kepada Menteri Luarnegeri. Dalam dokumen yang bertanggal 21 Februari 1947 ini dinyatakan bahwa ‘daerah-daerah yang dikontrol gerilya kian bertambah luas … dan meningkat terus’ , maka Acheson memperingatkan bahwa jika bantuan tidak segera diberikan kepada Yunani, nampaknya pemerintah Yunani akan terguling dan sebuah rezim totaliter dari kalangan ekstrim kiri akan naik panggung”. Acheson menganjurkan supaya memberikan bantuan pinjaman dan bantuan peralatan militer. Acheson menginstruksikan kepada staf Kantor Masalah-Masalah Timur Dekat dan Afrika (NEA) untuk mempersiapkan sebuah program bantuan yang akan diajukan kepada Menteri Luarnegeri Marshall. Sebagaimana untuk Yunani, kedalamnya juga termasuk Turki. Dalam sebuah memo yang merupakan pendapat dari Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Dwight Eisenhower memperingatkan bahwa “tetap terdapat bahaya, bahwa Turki akan takluk pada tekanan Sovyet jika tidak diberi bantuan kongkrit dan bantuan militer langsung. Jika Turki jatuh, maka besar kemungkinan negeri-negeri Timur Tengah akan cepat didominasi Sovyet”.
Tujuan politik Amerika di Yunani adalah: 1. mempersenjatai angkatan perang Yunani agar bisa memulihkan ketertiban, 2. mengurangi jumlah tentara sesudah ketertiban dipulihkan, 3. melakukan pembangunan kembali ekonomi dan administrasi Yunani sampai negeri itu bisa berdiri sendiri. Bantuan peralatan militer yang sangat besar yang diberikan Amerika, nasihat-nasihat operasional, dorongan psikologis, para komandan yang lebih unggul menghadapi lawan yang tak kuat, serta intervensi politik yang dilakukan, merupakan faktor yang menentukan bagi kemampuan berjuang Tentara Nasional Yunani hingga akhirnya dapat mengalahkan pasukan komunis, Tentara Demokratis. Setapak demi setapak, Tentara Nasional Yunani dapat mengatasi problim-problim yang dihadapi dan mengembangkan taktik-taktik yang tepat mengalahkan kekuatan gerilya.

Atas dorongan Amerika, pemerintah Yunani mengangkat jenderal Papagos jadi Panglima Pasukan Bersenjata. Papagos diberi kekuasaan diktator memimpin kekuatan bersenjata, dengan jaminan bebas dari campurtangan politik dalam masalah-masalah kemiliteran. Maka pada akhir Agustus 1949, kekuatan induk pasukan gerilya jadi terpojok di daerah terpencil Grammos-Vitcsi, dekat tapal batas Albania. Akhirnya, karena perpecahan-perpecahan internal, taktik-taktik yang salah, dan yang paling penting, karena Yugoslavia menutup tapal batasnya pada musim panas 1949, maka selesailah pemberontakan komunis. (Karvounarakis, Theodosis 1984)
Dengan campur tangan Amerika, gerilya bersenjata Yunani dapat dikalahkan. Dan di Yunani terbentuk pemerintah yang dikendalikan Amerika. The policy of containment terlaksana dengan sukses. Ini memberi dorongan dan membenarkan intervensi langsung Amerika Serikat di daerah lain di dunia, di mana komunisme timbul, berpengaruh dan bergerak di kalangan rakyat.

Pengalaman sukses di Yunani memberi dorongan untuk membenarkan intervensi Amerika Serikat di bagian dunia lainnya, dimana komunisme menantang kekuasaan politik yang ada. Maka bagi Presiden Truman, Korea adalah “Yunani di Timur Jauh”. Eisenhower, Kennedy dan Johnson mensejajarkan antara perjuangan melawan komunis di Yunani dengan keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam (Idem).
Sukses pembendungan komunisme di Yunani ini segera juga ditrapkan di Itali. Itali adalah musuh Sekutu dalam Perang Dunia kedua. Perang Dunia usai dengan kekalahan fasisme Itali. Undang Undang Dasar negara yang dihasilkan sesudah perang berwatak anti fasis, membela demokrasi, hingga Partai Komunis yang aktif berjuang dalam perang melawan fasisme Itali mendapat jaminan, dilindungi pemerintah. Itali yang demikian, segera harus dirobah menjadi anggota penuh masyarakat Atlantik Utara yang anti-komunisme. Anti-komunisme adalah bertentangan dengan konstitusi negara Itali yang disahkan tahun 1948, yang disusun berdasarkan hasil pengalaman front rakyat dalam perang perlawanan serta perkembangan keadaan seusai perang, hingga terdapat pengakuan akan hak politik partai komunis, Partito Comunista Italiano, PCI.

Semenjak jatuhnya pemerintahan persatuan nasional Itali tahun 1947, AS memelihara hubungan erat dengan Partai Kristen Demokrat Itali (DC). Dalam pembentukan NATO, sebagai salah satu tiang dari the policy of containment, masalah pemasukan Itali sebagai anggotanya menjadi soal hangat. Semulanya Truman bersama anggota-anggota terkemuka Komite Luarnegeri Senat menentang masuknya Itali. Mereka menyatakan bahwa secara militer Itali itu lemah, geografi berada di luar batas kawasan Atlantik, secara politis tidak dapat dipercayai, dan menurut Kennan kekuatan PCI sangat dekat pada Uni Sovyet, maka adalah berbahaya memasukkan Itali ke dalam NATO. Ini berarti memasukkan ‘virus komunis‘ ke dalam ‘badan sehat’ blok Barat.

Pemilihan umum di Itali akan berlangsung April 1948. Pengaruh Partai Komunis Itali (PCI) dan Partai Sosialis Itali (PSI) kian membesar. Diperhitungkan, liwat pemilihan umum Partai Komunis Itali dan kekuatan kiri akan bisa mencapai kemenangan. Amerika menilai, bahwa disini muncul bahaya komunisme dunia. Hal ini memicu kampanye secara terang-terangan dan tertutup yang ditujukan untuk mendukung kekuatan anti-komunis Itali dan untuk mencegah Partai Komunis Itali menduduki kekuasaan negara, baik dengan cara memberontak ataupun dengan cara pemungutan suara. Amerika mendukung Partai Kristen Demokrat (DC) yang dipimpin Perdana Menteri Alcide De Gasperi dan sayap-kanan Partai Sosialis Itali (PSLI) yang sudah memisahkan diri.
Hubungan kerjasama Amerika Serikat dengan Partai Kristen Demokrat Itali adalah berdasarkan tujuan yang sama, menghadapi musuh yang sama, yaitu untuk mengalahkan Front Rakyat, kerjasama Partai Komunis Itali dan Partai Sosialis Itali. Dengan memadukan kepentingannya pada kepentingan Amerika, Partai Kristen Demokrat menempatkan dirinya sebagai sekutu alamiah dalam perjuangan Amerika melawan komunisme; sementara De Gasperi dan Sforza, Menteri Luarnegeri Itali, mendapat jaminan memegang hegemoni politik Itali.

Bulan Januari 1948 De Gasperi melakukan kunjungan ke Amerika. Sebelum menjanjikan bantuan, para pemimpin Amerika dapat mendengarkan langsung pendapat De Gasperi tentang caranya menghadapi komunisme. Demikianlah, isu komunisme menjadi topik perundingan di Washington antara De Gasperi dan pemimpin-pemimpin Congress dari Partai Republik. De Gasperi pulang ke Roma dengan pengetahuan, bahwa Amerika akan memberikan bantuan, jika Itali memainkan peranan menghadapi komunisme dengan cara tepat. Sejak semula, Amerika Serikat sudah mengumumkan bahwa yang menjadi masalah kunci adalah Amerika hanya akan memberikan bantuan bagi pemerintah yang anti-komunis. Sesudah bertemu dengan Presiden Truman dan Menteri Luarnegeri Dean Acheson, Duta Besar Itali di Washington Alberto Tarchiani menjelaskan kepada De Gasperi dalam bulan April, bahwa pemerintah Amerika menginginkan sebuah “pemerintah yang homogen” dan “bantuan Amerika hanya akan diperoleh jika Partai Kristen Demokrat mengeluarkan partai-partai sayap kiri dari pemerintah koalisi.”. (Tarchiani, Alberto 1955:136).

Semulanya, De Gasperi tampak mempertahankan posisi Itali yang netral. Kemudian segera ternyata menerima bantuan Amerika dengan ikatan masuk ke dalam kubu Amerika. Semenjak awal 1948 para pemimpin Partai Kristen Demokrat sudah merobah Itali menjadi satelit Amerika, mengorbankan kemerdekaan nasional sebagai tukaran dengan dukungan Amerika bagi kepentingan politik masa depan pribadi mereka. (Miller, James Edward 1986: 243)
Inilah pelaksanaan Perang Politik (Political Warfare). Pada tahun 1948 tujuan Political Warfare adalah sederhana: Dengan semua cara mencegah kaum komunis menduduki kekuasaan negara. Kampanye ini didahului dengan kegiatan tertutup dan propaganda “kekuatan lembut”. Sesungguhnya, jika usaha ini gagal, ”kekuatan keras” pada waktunya siap mengancam. (Mistry, Kaeten 2006).

Tahun-tahun pertama Perang Dingin di Itali (1947-1948), ditandai oleh keterbatasan pelaksanaan rencana policy of containment Amerika mengenai Itali. Para pakar Amerika menilai masalah-masalah Itali pada tahun-tahun pertama Perang Dingin adalah dalam bentuk determinisme ekonomi. Suksesnya ideologi komunis dianggap sebagai terutama bersifat ekonomi. Kekuatan PCI dinilai Amerika disebabkan oleh kemiskinan Itali dan keterbelakangan masyarakatnya.
Pembentukan NATO tahun 1949 yang merupakan tiang penyangga the policy of containment di Eropa menimbulkan masalah tentang keanggotaan Itali. Semula, Truman bersama anggota-anggota terkemkua Komite Hubungan Luarnegeri Congress tidak setuju, sebagaimana halnya Kennan. Alasannya ialah Itali itu lemah dalam militer, tidak termasuk daerah wawasan Atlantik, dan PCI yang kuat adalah sangat dekat dengan Uni Sovyet. Hingga pemasukan Itali dalam NATO berarti memasukkan ‘virus komunis’ ke dalam ‘badan sehat’ blok Barat. Tapi kalangan Kementerian Luarnegeri termasuk Menlu Acheson menyetujui pemasukan Itali, karena kalau ditinggalkan, pemerintah Itali dipimpin partai Kristen Demokrat akan menjadi lemah.

Dua tahun terakhir dari pemerintahan Truman, Amerika mulai meninggalkan pandangan ekonomi terhadap masalah-masalah Itali, dan memutuskan untuk mengambil langkah-langkah lebih drastis menentang Partai Komunis Itali. Ternyata adalah tidak cukup menangkal ancaman bahaya PCI dengan Plan Marshall untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Maka mulai penekanan pada konflik politik. Kian berlangsung perlombaan antar dua pola: Amerika Serikat dan Uni Sovyet. AS mendorong langkah-langkah NSC 68 yang terkenal, untuk menciptakan ‘masyarakat internasional yang sehat’ dengan menyasar yang utama yaitu kekuatan yang diwakili oleh komunis Itali. Dalam pertemuannya dengan pejabat Menteri Luarnegeri Robert Lovett, Tarchiani menyatakan bahwa pemerintahnya berpendapat bahwa strategi luas Uni Sovyet adalah mendominasi Eropa dan ini mengancam kemerdekaan Itali. Dia menyatakan bahwa keterikatan AS terhadap Yunani dan Turki sudah membendung maksud-maksud Uni Sovyet, dan Plan Marshall sudah membawa negara-negara Timur Tengah berada dibawah “perlindungan langsung” Amerika Serikat. Tarchiani menekankan bahwa PCI mendapat bantuan dari Uni Sovyet dan Tito Yugoslavia, dengan demikian dia menyarankan supaya AS mengambil sikap yang sama terhadap Itali. Walaupun AS mengusulkan model demokrasi bagi bangsa-bangsa Eropa, keinginannya yang utama adalah pemerintah anti-komunis di Itali.
Dan sukses politik di Yunani dan Itali ini segera juga ditrapkan di Asia. Bagi Truman, Korea adalah Yunani di Asia Timur. Realisasi the policy of containment ini adalah: Amerika Serikat memihak kepada pemerintah negeri setempat dengan tujuan membendung meluasnya pengaruh komunisme. Di Korea, Amerika mendukung berdirinya negara Korea Selatan untuk membendung komunisme yang timbul di Utara. Ini berlanjut menjadi Perang Korea selama tiga tahun.
Di Indocina Amerika Serikat membantu dengan suplai bagi tentara Perancis melawan perjuangan rakyat Vietnam dibawah pimpinan Ho Chi Minh. Amerika jadi mengobarkan Perang Vietnam, perang terpanjang yang dialami Amerika dalam sejarahnya, yaitu dari tahun 1947 sampai tahun 1975.



*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog